notgending.com – Kendang merupakan salah satu instrumen terpenting dalam ensambel gamelan Jawa. Di antara berbagai jenis kendang, kendang gending atau dikenal dengan sebutan bem memiliki peran khas dalam mengiringi komposisi gending. Instrumen ini tidak hanya berfungsi sebagai pengatur irama tetapi juga sebagai elemen ekspresif yang memperkaya nuansa musik gamelan.
Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang kendang gending (bem), termasuk fungsi, teknik permainan, serta keunikannya dalam struktur gamelan Jawa.
Table of Contents
Sejarah dan Peran Kendang Gending (Bem)
Kendang telah menjadi bagian dari musik gamelan sejak zaman kerajaan di Nusantara. Dalam gamelan Jawa, kendang berfungsi sebagai pemimpin ritmis yang mengatur dinamika permainan. Kendang gending atau bem adalah kendang yang berukuran sedang hingga besar, yang dimainkan dalam gending-gending formal atau klasik.
Kendang gending biasanya digunakan dalam gending-gending ketawang, ladrang, atau gending bonang, yang memiliki struktur panjang dan bertempo lambat hingga sedang. Selain itu, kendang ini sering dipadukan dengan kendang lain seperti kendang ciblon atau kendang kalih, tergantung pada kebutuhan musikal.
Karakteristik Kendang Gending (Bem)

Kendang gending memiliki ciri-ciri khas yang membedakannya dari jenis kendang lainnya:
- Ukuran: Lebih besar dari kendang ciblon tetapi lebih kecil dari kendang ageng.
- Bentuk: Memiliki dua permukaan membran yang terbuat dari kulit binatang (biasanya kulit sapi atau kambing).
- Suara: Menghasilkan suara dalam yang dalam dan beresonansi, cocok untuk mengiringi gending dengan tempo lambat.
- Fungsi: Bertindak sebagai pengatur tempo dasar dan penanda transisi dalam struktur gending.
Teknik Permainan Kendang Gending
Permainan kendang gending membutuhkan keahlian khusus dalam mengatur dinamika dan pola ritmis. Berikut beberapa teknik dasar dalam memainkan kendang gending:
- Tepukan Dasar
- Slap (tepak): Pukulan cepat dengan ujung jari pada bagian kecil (ketipung) untuk menghasilkan suara tajam.
- Dug: Pukulan pada bagian besar (bem) dengan telapak tangan untuk suara berat dan dalam.
- Tak: Pukulan ringan pada tepi membran untuk memberikan aksen ritmis.
- Pola Ritmis
- Kendangan kerep: Pola pukulan yang lebih sering untuk mengisi ruang dalam gending.
- Kendangan sekaran: Pola hiasan yang dimainkan untuk memperindah gending.
- Kendangan suwuk: Pukulan khas yang digunakan untuk menandai akhir suatu bagian dalam gending.
- Dinamika dan Ekspresi
- Pemain kendang harus mampu membaca dinamika gamelan dan menyesuaikan pola pukulan dengan intensitas musik.
- Kendang gending sering dimainkan dalam kombinasi dengan instrumen lain, seperti bonang dan saron, untuk menciptakan variasi ritmis yang kaya.
Keunikan Kendang Gending dalam Gamelan Jawa
Kendang gending memiliki beberapa keunikan yang menjadikannya bagian integral dalam gamelan Jawa:
- Sebagai Pengatur Tempo dan Transisi
- Dalam pertunjukan gamelan, tempo dan perubahan bagian gending ditentukan oleh kendang.
- Pemain kendang bertindak seperti “konduktor” yang memberi isyarat kepada musisi lainnya.
- Digunakan dalam Berbagai Konteks
- Selain dalam gending klasik, kendang gending juga digunakan dalam wayang kulit, tari, dan upacara adat.
- Dalam pagelaran wayang, kendang gending membantu menciptakan atmosfer yang sesuai dengan adegan yang berlangsung.
- Mempunyai Nilai Filosofis
- Kendang dalam gamelan Jawa sering dikaitkan dengan konsep keseimbangan antara ritme kehidupan dan harmoni alam.
- Permainannya mencerminkan nilai-nilai kearifan lokal, seperti kebersamaan dan kepemimpinan.
Kendang gending (bem) merupakan instrumen yang memiliki peran sentral dalam gamelan Jawa. Dengan teknik permainan yang kompleks dan fungsi yang beragam, kendang ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pertunjukan gamelan. Keunikannya tidak hanya terletak pada aspek musikal, tetapi juga pada nilai filosofis yang terkandung di dalamnya.
Sebagai warisan budaya yang kaya, pemahaman dan pelestarian kendang gending sangat penting agar seni gamelan Jawa tetap lestari dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang. Dengan terus mempelajari dan memainkan kendang gending, kita turut berkontribusi dalam menjaga kelangsungan seni tradisi Nusantara.